Friday, July 3, 2015

Sepeda, silaturahmi, dan ukhuwah

2

Sejak udah gak nge-kost lagi, main sepeda jadi salah satu aktivitas yang terasa lebih ringan. Ya gimana gak lebih ringan, track bersepeda saya di sekitar kost (di Bandung) penuh dengan tanjakan curam berasa uphill dan downhill pakai folding bike, sekarang (di Tangerang) jadi jalan yang relatif datar, hehehe. Dengan track yang lebih mudah ini, destinasi dan durasi jalan-jalan pakai sepeda bisa jadi lebih bervariasi.

Selama sekitar sebulan ini, track favorit saya adalah jalan yang dulu sering saya lewati sewaktu kecil, misalnya jalan ke SD tempat saya dulu sekolah dan komplek perumahan di sekitarnya. Setiap melewati jalur ini, selalu ada memori yang terputar satu persatu membuat saya bernostalgia, hahaha. Sekolah saya dulu terletak di dalam komplek departemen kehakiman, berjarak sekitar 700-1000 m dari rumah, yang dulu biasa ditempuh naik becak, jalan kaki, atau bersepeda. Teman-teman SD mayoritas bertempat tinggal di komplek tersebut, hanya sedikit yang berasal dari luar komplek seperti saya.

Dalam perjalanan dari rumah ke sekolah atau sebaliknya, ada banyak rumah teman-teman SD yang akan dilalui. Dulu sewaktu kecil, kakak saya kadang protes kalau jalan sama saya, capek menjawab sapaan katanya, karena sepanjang perjalanan itu biasanya selalu saja ada yang memanggil nama saya untuk menyapa, mulai dari ibu-ibu, teman sebaya, sampai bocah bocah cilik. Hahaha, udah bakat seleb waktu kecil, gimana dong ya? *kibas jilbab* *gak sadar diri, doh, lupakan, lupakan*

Tapi itu dulu, sebelum negara api menyerang *emangnya ini kisah avatar? Plak*. Saat ini, sudah banyak kondisi yang berbeda. Sudah banyak teman-teman yang pindah tempat tinggalnya. Kadang-kadang kalau lagi beruntung, saat bersepeda sore saya bertemu sama teman TK atau SD yang baru pulang kerja. Lain waktu, saya melewati teman SD yang anaknya udah dua, lalu berkata pada saya "anak gue udah dua, kenapa lu masih main sepeda aja?" Jyahahaha... iya juga sih. Di hari lain, saya mencoba berpikir keras mengingat-ingat orang yang saya lewati tadi itu teman TK saya atau bukan dan namanya siapa.

Pernah juga beberapa kali saya mencoba menelusuri dimana rumah beberapa guru yang dulu saya tau, tapi saya gagal menemukannya karena lingkungan di sekitar yang sudah sangat jauh berubah. Dan di suatu pagi, saya menyapa seorang bapak yang sedang jalan-jalan pagi mendorong stroller cucu nya, beliau adalah pemilik rumah yang pernah saya minta bunga sepatunya untuk tugas IPA karena saat itu saya lupa membawa bunga dari rumah, hahaha.

Dalam rangka jalan-jalan pakai sepeda ini pula, saya bisa mengunjungi rumah saudara-saudara. Dari kunjungan le rumah saudara yang sendtulnya hanya sekalian lewat inilah saya kadang pergi dengan bekal kosong, pulang bawa jinjingan makanan. Hikmah silaturahmi, dapat rejeki, hahaha (gak diniatin dapat jinjingan padahal). Yaah.. kegiatan bersepeda ini, anggap saja sebagai jalan-jalan sambil mempererat silaturahmi ke saudara dan menguatkan ukhuwah dengan kenalan lama. Menyelam sambil minum air, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. :p

Yuk gowes :D

2 comments:

  1. aku kemana-mana motoran Din. Di rumah juga tipe anti sosial. jarang nenangga. dari kecil udah gitu =))

    padahal anak desa ya.. entahlah *loh malah curcol* =))))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetanggaku pas kecil ya sepupu-sepupuku mbak, sama aja kita :))
      Tapi aku karena di rumah gada tetangga jadi waktu kecil malah seneng kalo berangkat dan pulang sekolah :D

      Delete