Wednesday, November 26, 2014

Brownies Kukus Oatmeal Wortel (tanpa gula)

0

Ini adalah kali pertama saya membuat post di grup NCC dan ikutan NCC brownies Week. :D Setelah sekian lama jadi penyimak sejati ibu-ibu di grup dan paling hanya sesekali berkomentar, saya memberanikan diri untuk membuat post. Resep ini ikut serta memeriahkan (dan mejeng) di Blog NCC Brownies Week dan kemarin dapat email dari panitia.. saya dapat badge jingga NCC BW, hihihi, senaaaaangs <3



Pembuatan kue ini diawali dari rasa penasaran mencoba resep-resep brownies yang banyak gentayangan di grup fb Natural Cooking Club (NCC). Bagi anak kost dengan peralatan dapur seadanya seperti saya, resep yang terlihat bisa dieksekusi adalah brownies yang tanpa oven dan tanpa mixer, pokoknya yang minim alat deh.

Waktu teman kost pindah untuk melanjutkan study ke luar, teman saya ini mewariskan sebungkus besar Oatmeal Instant yang tanpa rasa ke saya. Berhubung saya gampang bosan dengan oatmeal yang dibuat bubur dikasih toping begitu-begitu saja, akhirnya saya mencari cara untuk menghabiskan oatmeal yang hampir satu kilogram ini dalam berbagai bentuk olahan makanan.

Jadi, dari dua hal itu,terpikirlah untuk membuat brownies yang lebih sehat dari biasanya dengan mengganti terigu dengan oatmeal, dan menambahkan sayuran, tapi belum nemu resep mana yang akan saya eksekusi, hahaha. Setelah belanja bahan-bahan seperti margarine dan coklat bubuk, ada seorang member grup NCC yang mem-post brownies kukus wortel buatannya. Saya merasa, resep ini jodoh banget sama saya, karena pakai sayur, tanpa mixer, dan di kukus. Akhirnya, mengajak satu teman kost saya, Nabila, kami mengeksekusi resep brownies wortel ini tadi malam. Lucunya, saya dan Nabila sama-sama tidka punya gula pasir di kost, dna hanya punya madu. Jadilah brownies ini tanpa gula sama sekali, karena 100% gula dalam resep diganti menjadi madu :D

Berikut ini resep dari akun FB bernama Ibueasy Cooking yg di post di NCC setelah saya modifikasi:


Bahan:
150 gr margarin
45 gr cocoa powder (yang saya gunakan raw unsweetened cocoa powder, katanya sih lebih sehat)
150 gr madu (di resep aslinya 150 gr gula pasir)
100 gr wortel, di parut
120 gr Oatmeal Instant yang tidak perlu dimasak (resep asli: 120 gr terigu protein sedang)
0.5 sdt baking powder
3 butir telur ukuran sedang

Cara membuat:
1. Siapkan panci pengukus yang akan digunakan, isi tempat airnya dan nyalakan kompor, agar ketika adonan siap di kukus, kukusan sudah dalam keadaan panas.

2. Tim margarin dengan cocoa powder dengan wadah tahan panas di atas air panas atau air yang sedang di masak (jadi wadah berisi butter tidak langsung terkena api) sambil diaduk sampai menyatu, lalu matikan api dan biarkan dingin dan mengental, sisihkan

3. Kocok telur dan madu sampai larut, lalu masukkan campuran coklat dan margarin yang telah di tim, tambahkan wortel yang telah diparut, aduk rata.

4. Tambahkan oatmeal dan baking powder kedalam adonan, aduk rata perlahan

5. Siapkan loyang. Olesi permukaan dalam loyang dengan margarin, taburi sedikit terigu. Bisa juga dialasi dengan kertas roti lalu dioles margarin.

6. Tuang adonan ke dalam loyang, lalu kukus selama kurang lebih 25 menit. Tes tusuk untuk mengetahui kematangan brownies, jika sudah matang diangkat dan dibiarkan dingin.

7. Brownies yang sudah dingin (suhu ruang) selanjutnya dikeluarkan dari loyang dan bisa diberi toping sesuai selera (saya menambahkan keju parut dan Milo cereal)

Gimana rasanya? Enaaaaaaak.. :9
Tekstur brownies ini padat dan agak lembab khas brownies kukus pada umumnya. Buat saya dan Nabila, takaran madu tersebut memberikan rasa yang pas tidak terlalu manis, namun bisa ditambahkan sesuai selera. Selamat mencoba... :)


Monday, November 24, 2014

Menjadi Agen Muslim dan Islam yang Baik :)

1

31 desember 2013, hari itu saya sedang di bandara bersama keluarga dan rombongan untuk pergi ke suatu tempat yang saya impikan sejak lama :)

Kami sekeluarga sampai di bandara sebelum zhuhur. Waktu check in masih lama karena penerbangan kami dijadwalkan setelah maghrib, tapi pihak travel menjadwalkan rombongan sudah berkumpul sejak zhuhur karena ramainya keberangkatan hari itu. Akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk ke mushalla menungu tiba waktu zhuhur.

Di samping jalan menuju mushalla, seorang wanita WNA terlihat sedang kebingungan di depan Coffee and Tea vending machine (atau apa sih istilahnya? Mesin kopi dan teh otomatis yang tinggal masukin uang trus keluar minumannya itu looh..). Wanita tersebut dikelilingi beberapa orang laki-laki Indonesia yang ia tanyai sesuatu namun mereka terlihat tak tahu bagaimana harus menyampaikan maksud mereka kepada wanita ini. Yang terdengar dari beberapa laki-laki itu adalah kata no, no, dan no.

Saya akhirnya mendekati WNA tersebut dan bertanya mengenai apa yang sedang terjadi. Agak grogi sih sebetulnya karena saya udah lama gak ngomong bahasa inggris, hehe. Tapi, bismillah.. dan percakapan itu terjadi.

Ternyata madam ini mau beli minum di mesin minuman, di mesin ga ada keterangan apa-apa cuma ada tulisan Rp 15.000, tapi pecahan uang yang dia punya adanya Rp 20.000. Daritadi dia nanya ke orang-orang untuk menukarkan uang dan cara menjalankan mesin, tapi orang-orang di sekitarnya yang dia tanya nampak bingung dan cuma bilang no no no.

Berhubung saya ga bawa dompet -saya baru sadar bahwa saya gak bawa uang sama sekali- jadi saya menukarkan uang madam ini ke ibu saya dengan pecahan yang bisa digunakan olehnya. Hahaha, parah emang mau bepergian jauh malah gabawa uang tunai, mentang-mentang jalan sama keluarga. Kami akhirnya mencoba mesin tersebut. Saya tertawa dan membuat madam bertanya "what are you laughing at, miss?" Saya kemudian menjawab alasan saya tertawa "honestly, madam, i've been passing this machine several time and have no interest in buying coffee from this machine. I've never tried this kind of machine before, it's really my first trial and i'm guiding you right now". Mendengar itu, madam tertawa senang "it's ok, what you've done is really a help".

Madam tersebut sebetulnya menginginkan minuman kopi dingin, tapi yang sedang tersedia di mesin (dan baru diketahui ketika uang telah dimasukkan) adalah kopi hngat dan teh dingin. Akhirnya dia mengganti pilihannya menajdi kopi hangat dengan alasan  “well, that’s better than losing fifteen thousand”. Kirain duit 15ribu yg saat itu cuma satu koma sekian dolar kaga bakal disayang-sayang sama orang luar negeri, haha.

Kopi panas telah didapatkan. Dia mengucap terimakasih berkali-kali, lalu menunjuk suatu sudut di gedung ini. Terlihat seorang lelaki WNA eropa seumur madam ini berdiri di sudut yang ditunjuk madam tersebut lalu melambaikan tangan ke arah kami. "He's my hubby and he'll really appreciate if he know what you've done for me”. Sampai disini, saya bingung karena kalimatnya terdengar lebay, saya mengatakan “nothing special with changing money and pressing this machine button, ma’am”. Dia tertawa, menyeruput kopi hangatnya, dan bercerita.

“We came visiting Indonesia with a big goal. Guess what?” Dia bertanya.

Pertanyaan ini terlalu mudah dijawab bagi saya, mayoritas WNA datang ke Indonesia tentu ingin berwisata menikmati alam Indonesia “Traveling and enjoying the beautiful scenery of Indonesia?”, tebak saya.

Dia tertawa, lalu berkata “don’t you realize? The life of muslim is wonderful, peaceful. And islam is a great religion".

Kalimatnya jelas bukan jawaban langsung untuk tebakan saya, sepertinya dia ingin saya menyimpulkan. Ya, saya pernah mendapati beberapa orang datang ke Indonesia untuk mengetahui islam lebih dekat, dan seperti apa kehidupan muslim sebetulnya, benarkah islam mendoktrin umatnya untuk memusuhi umat agama lainnya, dan alasan-alasan lainnya yang tak bisa mereka temui dalam kehidupan keragaman umat beragama di negara mereka.

Di kejauhan, ibu saya terlihat melambaikan tangan memanggil saya untuk bergabung bersama rombongan, saya meminta diri pada WNA ini sambil dalam hati mendoakannya mendapat hidayah islam. Dia mengucapkan pesan perpisahan

“be a proud muslim, and be a good representative for islam, many people will judge how islam is by seeing the muslim. Yea I know it’s unfair, but somehow that’s their easiest access to get to know how your religion is”

Pesan yang makjleb dan beraaat buat seorang saya, tapi membuat saya sadar bahwa kita sebagai muslim adalah agen-agen islam yang harus berusaha sebaik mungkin merepresentasikan islam. J

Saya berjalan menuju tempat keluarga saya menunggu bersama rombongan, lalu kemudian memilih duduk diatas trolley bersama koper-koper. Di dekat saya ada dua orang bapak berseragam rombongan kami sedang bercakap seru dan disampingnya ada seseorang yang mengantar rombongan dan saat itu saya belum tahu namanya.  Dari percakapan dua bapak tersebut, tanpa berniat menguping, terdengarlah sebuah kalimat,
“tugas kita adalah berbuat baik, menaati agama, urusan balasan dan menilai itu hak Allah, kita hanya perlu menjadi muslim yang baik dan mengharap ridho Allah”.
Ah, sebuah perjalanan impian, ke negeri tempat asal manusia dengan akhlak terindah, dan diawali dengan kejadian yang meberikan pesan-pesan indah.


Aku menatap langit-langit bandara dan mengucap dengan haru di dalam hati, “labbaik Allahumma labbaik”

Thursday, November 20, 2014

Insomnia

0

Beberapa pekan belakangan ini saya kadang insomnia, padahal kegiatan saya saat ini di kampus tergolong gak ada PR karena udah gak punya SKS kuliah (berasa bukan mahasiswa), tinggal kerja lab untuk penelitian, bimbingan, dan jadi tim hore di sebuah kepanitiaan. Saya kadang mikir, kenapa dulu pas masih ada kelas (kuliah) dan punya serombongan tugas, saya malah susah buat nahan ngantuk setelah isya, lalu sekarang saat sudah gak punya PR malah mata sering masih terang benderang di jam segini? Dan... saya belum menemukan jawabannya, selama ini saya hanya menduga-duga, mungkin begini, mungkin begitu.

Dugaan saya yang pertama, jam tidur saya terjadwal ulang atau re-scheduled secara otomatis dikarenakan selama kerja lab bermain sama bakteri ini, saya perlu beberapa kali begadang bahkan tidak tidur sehari-semalam untuk penelitian dan pengamatan. Karena katanya, tubuh kita ini perlu pembiasaan dengan melakukan sesuatu beberapa kali pengulangan, hingga akhirnya terlatih. Dan saya berdoa semoga bukan ini penyebabnya.. soalnya saya masih ada beberapa kali kerja lab sampai malam, tanpa bermaksud membiasakan diri begadang. Hehehe

Dugaan kedua, karena terbiasa menyesuaikan dengan waktu aktivitas beberapa teman yang sedang merantau di Eropa. Perasaan malarindu yang melanda kepada teman-teman ini kadang membuat saya tetap segar bugar terjaga untuk bisa ngobrol di whatsapp atau skype dengan mereka. Alasan ini agak masuk akal, tapi terkesan menyalahkan teman padahal sayanya aja yang lemah gak bisa nahan rindu. Hahahaha. Jadi, dugaan kedua ini baiknya kita abaikan saja.

Dugaan ketiga, dan ini yang paling masuk akal, alasan kenapa saya sulit tidur disaat saya tidak punya tugas kuliah dan tidak ada tuntutan membaca materi kuliah adalah.. karena ketiadaan PR dan buku yang dibaca itu sendiri. Bingung ya? Hehehe. Buku kuliah berikut catatannya adalah obat tidur yang mujarab, tanyakanlah pada mayoritas mahasiswa. Setan seolah tak rela anak cucu adam ini bersemangat meraih ilmu (lah, jadi nyalahin setan, haha). Indikator termudah untuk hal ini adalah.. banyaknya mahasiswa yang mudah mengantuk di kelas, tapi langsung segar bugar saat kelas selesai :D Tidak adanya PR dan tuntutan membaca bahan kuliah membuat saya lebih jarang bersentuhan dengan handbook kuliah berikuta catatannya. Dan saat saya tidak insomnia, berarti hari itu saya sedang belajar, menyentuh buku kuliah atau catatannya, maupun menelaah paper-paper ilmiah untuk studi literatur penelitian saya. Ya, saya adalah mahasiswa biasa yang punya keinginan belajar tapi terbius dengan indahnya alunan nina-bobo dari buku kuliah. *emoticon whatsapp nutup muka*

Siapapun yang membaca ini, jika pembacanya adalah mahasiswa dan pelajar pada umumnya, saya berharap hal ini tidak terjadi dan tidak ditiru oleh pembaca.

Karena sejatinya, insomnia ini membuat saya agak sedih. Abah Rhoma Irama melalui lagunya telah berpesan untuk "begadang jangan begadang kalau tiada artinya". Insomnia yang berefek begadang ini membuat saya punya konsekuensi untuk mengerjakan pekerjaan bermanfaat selagi tidak bisa tertidur. Insomnia juga bikin saya akhirnya membaca artikel ini dan merasa makin tertohok begitu sampai pada terjemah surat An-Naml ayat 86 di artikel tersebut:

Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S An Naml: 86)

Ditambah lagi, pesan dari ummul mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha yang satu ini:

“Tidak dibolehkan begadang kecuali untuk tiga hal; orang yang sholat, atau penganten baru, atau musafir, menjadi keharusan bagi seorang Mukmin untuk bersegera tidur di malam hari, sebagai upaya dalam mempraktekkan Sunnah, dan menghindari dampak negatif dari begadang, dan di anjurkan baginya untuk menjaga adab-adab menjelang tidur, seperti hendaknya tidur dalam keadaan suci, dan selalu berdzikir sebelum tidur dengan dzikir-dzikir yang di Syariatkan, dan lainnya dari adab-adab yang telah disebutkan para ulama”.

- Duhai hatiku.. sampaikanlah pesan pada otakku, agar ia mengistirahatkan mata ini sejenak manakala lisan ini telah mengagungkan asma Allah pada hidup dan matiku:
                                                                                  "bismika Allahumma amuutu wa ahyaa"-

Sunday, November 16, 2014

some #speechless moment

0

Ada banyak kesempatan saat saya merasa tak tahu kata-kata apa yang layak saya ucapkan dan perbuatan apa yang harus saya lakukan

Saat-saat kecemasan, kasih sayang, perhatian, kekhawatiran, dan keinginan protes menjadi satu

Sayangnya, mungkin ini hanya terjadi ketika saya berada di rantau

diantara waktu semua itu terjadi adalah, saat melihat wajah kedua manusia terkasih yang letih setelah menempuh perjalanan hadir di hadapan, dengan senyum tulus ikhlas penuh cinta dan melafalkan salam

waktu kunjungan yang singkat hanya beberapa jam, yang kadang hanya bertujuan memastikan kondisi saya dalam keadaan sehat tak kekurangan, mengantar barang penting yang tertinggal di rumah saat akan kembali ke rantau, beralasan iseng berdua di rumah dan berniat jalan-jalan

dan saat terberat adalah saat saya merasa mencium punggung tangan keduanya berkali-kali dan mengucap salam tidaklah cukup untuk mengantar, juga rasa berat yang melanda tatkala melihat kendaraan yang membawa keduanya bergerak menjauh, saat punggung keduanya perlahan tak terlihat

hingga akhirnya hati hanya bisa mengalunkan doa pada Rabb Yang Maha Agung, berharap dua orang terkasih ini sampai selamat kembali ke rumah, tanpa kurang satu apapun..

Terimakasih untuk semua cinta, ketulusan, kasih sayang, perjuangan dan pengorbanan, duhai Ibu dan Bapak, anakmu hanyalah penutur doa yang meminta surga firdaus untuk kalian pada Allah :')