Monday, April 23, 2012

Introspeksi dan Pujian

0

source: http://leilockheart.tumblr.com/post/3208637017/by
Introspeksi: penting!
M
engetahui bagaimana penilaian orang lain terhadap kita itu, buat saya kadang menarik tapi kadang gak perlu. Kadang-kadang bikin deg-degan, kadang bikin bingung, kadang bikin kita jadi bersyukur. Pendapat orang lain tentang kita, bisa jadi bahan untuk introspeksi dan memperbaiki diri. Karena merugilah orang-orang yang keadaannya hari ini, sama atau bahkan lebih buruk dari hari kemarin.


Saat mendapat feedback dari orang lain, kadang wujud dari masukan ini gak enak rasanya: komentar, cacian, atau hal lain yang mungkin buat sebagian orang bisa bikin sakit hati dan sakit telinga. Tapi percayalah, komentar atau bahkan cacian ini lebih bernilai daripada pujian. Apalagi, kalau komentar orang yang kita anggap negatif ini ternyata benar, maka sikap yang baik buat kita adalah: bersyukur dan beristighfar! Ya, syukuri keadaan ini, karena saat kita mendapat masukan, berarti orang-orang sekitar kita memperhatikan kita, menyayangi kita, dan ingin agar performa kita lebih baik di kesempatan berikutnya. Kita juga perlu beristighfar, memohon ampun pada Allah karena telah melakukan kesalahan, dan kalau kesalahan ini merugikan orang lain berarti kita juga perlu meminta maaf kepada orang tersebut.


Alhamdulillah, saya dipuji!
Eittss.. jangan merasa senang. Karena sesungguhnya pujian adalah ujian.  Memuji seringkali berarti membinasakan. Dan banyak orang baik yang tergelincir menjadi riya' karena pujian. Rasulullah صلي الله عليه وسلم melarang pujian terhadap orang lain, apalagi yang berlebihan dan dihadapan orang tersebut.

Abu Musa berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendengar seorang pria berlebih-lebihan dalam memuji seorang. Rasulullah صلي الله عليه وسلم lalu bersabda,
”Kalian telah membinasakan atau mematahkan punggung orang itu.”- Shahih Bukhari
Kenapa gak boleh dipuji? Karena orang lain yang memuji kebaikan-kebaikan yang ada pada diri kita, sesungguhnya tidak mengetahui diri kita secara keseluruhan. Padahal, sebagai manusia biasa, kita pasti banyak dosa. Yang paling mengetahui baik-buruknya diri kita adalah kita sendiri (dan Allah tentunya). Kalaulah orang itu mengetahui seluruh keburukan dan kebaikan kita, masihkah dia memuji kita?


Do'a ketika mendapat pujian
اللَّهُمَّ أَنْتَ أَعْلَمُ مِنِّى بِنَفْسِى وَأَنَا أَعْلَمُ بِنَفْسِى مِنْهُمْ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى خَيْرًا مِمَّا يَظُنُّوْنَ وَاغْفِرْ لِى مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ وَلاَ تُؤَاخِذْنِى بِمَا يَقُوْلُوْنَ
Allahumma anta a’lamu minni bi nafsiy, wa anaa a’lamu bi nafsii minhum. Allahummaj ‘alniy khoirom mimmaa yazhunnuun, wagh-firliy maa laa ya’lamuun, wa laa tu-akhidzniy bimaa yaquuluun. 

[Ya Allah, Engkau lebih mengetahui keadaan diriku daripada diriku sendiri dan aku lebih mengetahui keadaan diriku daripada mereka yang memujiku. Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari yang mereka sangkakan, ampunilah aku terhadap apa yang mereka tidak ketahui dariku, dan janganlah menyiksaku dengan perkataan mereka] ( Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman, 4/228, no.4876. Lihat Jaami’ul Ahadits, Jalaluddin As Suyuthi, 25/145, Asy Syamilah)

____________________
sumber hadits dan do'a, saya ambil dari sini: http://rumaysho.com/belajar-islam/aqidah/3752-gila-pujian-dalam-beramal.html


0 komentar:

Post a Comment