Wednesday, September 4, 2013

Ketakutan-ketakutan

0

Sejatinya, saya - atau mungkin kita, sedang dalam ketakutan
takut tidak bisa melakukan apa yang kita ucapkan
takut tidak mengerjakan apa yang kita sarankan
takut tak penuhi nasihat yang kita wasiatkan
takut tak tepati apa yang kita janjikan lalu terlupakan
takut lisan yang lebih runcing dari belati
takut hanya cairan telinga tak cukup menyaring yang didengar
takut penglihatan tertusuk pemandangan tak pantas
takut jemari ini mengambil tanpa nurani
takut lutut ini mengayun kaki dalam kobaran api - neraka
takut okisgen habis, sulit hembuskan nafas
takut, ya kita dalam ketakutan

kita takut karena kita tak mampu berhitung,
menjumlah reward atas kebaikan yang kita kerjakan
mengurangi reward karena pekerjaan yang tak ikhlas
mengalikan reward dari kebermanfaatan yang mengalir
membagi reward atas hadirnya dengki dan dosa

tapi kita memilih lupa,
tergiur oleh manisnya gula-gula dunia
padahal sesungguhnya kita: miskin amal, miskin ilmu, miskin harta
yang tak segera memohon ampunan dari kesalahan
yang tak segera mengerjakan kewajiban
yang lalai dari amanah titipan
yang lengah atas kecerdikan lawan
yang pongah oleh kekuasaan

kau tahu, aku takut, karena..
sesungguhnya manusia dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih

Bumi Allah berjuluk Kota Kembang, 4 September 2013




0 komentar:

Post a Comment