asa itu..
mungkin ringan layaknya kapas,
karena dapat sekejap terbang
dalam helaan nafas
atau mungkin asa seperti molekul air
yang berada pada titik tripel kesetimbangan wujudnya
yang bisa membeku mengeras kaku begitu, bungkam
yang bisa menguap hilang tanpa bayang, senyap
atau tetap cair lalu mengalir menelusuri garis takdir,
asa yang tercapai
sedangkan perasaan, sungguh lebih abstrak wujudnya
entah ia getas sehingga mudah hancur
ataukah ia ulet hingga kadang elastis,
mampu ditarik dan sedikit mengulur,
asa ini,
perasaan ini,
mungkin sedang terfermentasi,
yang entah jadi manis, atau masam
karena aktivitas bakteri
kugantungkan asa pada Ilahi,
semoga perasaan ini adalah karunia,
dan hakiki
dariku, yang tak pandai kumpulkan kata
menggubah syair semanis gula
mungkin ringan layaknya kapas,
karena dapat sekejap terbang
dalam helaan nafas
atau mungkin asa seperti molekul air
yang berada pada titik tripel kesetimbangan wujudnya
yang bisa membeku mengeras kaku begitu, bungkam
yang bisa menguap hilang tanpa bayang, senyap
atau tetap cair lalu mengalir menelusuri garis takdir,
asa yang tercapai
sedangkan perasaan, sungguh lebih abstrak wujudnya
entah ia getas sehingga mudah hancur
ataukah ia ulet hingga kadang elastis,
mampu ditarik dan sedikit mengulur,
asa ini,
perasaan ini,
mungkin sedang terfermentasi,
yang entah jadi manis, atau masam
karena aktivitas bakteri
kugantungkan asa pada Ilahi,
semoga perasaan ini adalah karunia,
dan hakiki
dariku, yang tak pandai kumpulkan kata
menggubah syair semanis gula
Cantik sekali syairnya, Dinni :)
ReplyDeleteada mbak devi? O_O *kaget, bengong, entah apa ini namanya, hehehe
Deleteini tulisan iseng-iseng, mbak :D