Thursday, May 17, 2012

NKRI jadi negara bagian AS? (kritik terhadap gerakan gabung amerika)

0

Ada beberapa berita yang membuat panas telinga banyak masyarakat Indonesia beberapa waktu belakangan ini. Jika sebagian pengamat budaya mengatakan tipikal watak orang Indonesia saat ini adalah seperti raksasa tidur - yang nyaman dininabobokkan tapi berbahaya kalau diusik, maka adanya recruitment gerakan gabung Amerika adalah sebuah tindakan yang membangunkan tidurnya raksasa itu. Masih ingat bagaimana 'adem ayem'nya orang Indonesia dalam menjaga perbatasan? Tapi jangan pernah lupakan marahnya orang Indonesia saat tau pulau-pulau itu diakui negara tetangga. Nah, langkah yang digagas oleh pencetus ide merobohkan NKRI untuk kemudian bergabung dengan Amerika Serikat menjadi negara bagian ke-51 itu, sekali lagi, ibarat membangunkan raksaasa tidur atau dengan kata lain cari-cari masalah.

Saya sempat melihat halaman blog pencetus gerakan itu. Karena saya tidak berkenan menautkan alamat blog tersebut, pembaca saya persilakan mencari sendiri blog tersebut: gAMERIKA atau Gamerika, dan sejenisnya. Di blog tersebut dijelaskan dengan sangat tidak jelas dan tidak rinci, bahwa ide untuk meniadakan NKRI didasari oleh suara hati, karena lelah melihat penderitaan bangsa, dan jengah dengan pemilihan pemimpin di Indonesia yang tak kunjung memberikan perubahan. Kenapa saya katakan tidak jelas dan tidak rinci? Karena pencetus ide tersebut memang terlihat tidak mengkaji lebih jauh apa yang dia gagas. Ide itu begitu mentah, dan sama sekali tidak menjadi solusi bagi permasalahan bangsa Indonesia saat ini.

Satu alasan yang menjadi barang dagangan gerakan itu adalah "pendapatan orang amerika serikat yang berkali-kali lipat dibanding orang Indonesia". Untuk dapat mengambil kesimpulan ini sangat mudah, klik menu home dan pembaca akan disuguhi oleh daftar besarnya pendapatan orang Hawaii dari berbagai profesi, termasuk yang paling sering dia gembar-gemborkan: UMR Rp 16.000.000! Daftar pendapatan itu juga dilengkapi dengan sekilas sejara Hawaii yang dulunya republik merdeka kemudian memutuskan untuk bergabung dengan Amerika. Dari sini, terlihat jelas bahwa fokus gerakan ini adalah jualan "nominal gaji". Ajakan untuk menjadi kaya sehingga bisa hidup makmur sejahtera, dengan nominal gaji minimal Rp 16 juta. Bahkan dalam aksinya yang dilaporkan Tempo.co membawa spanduk menawarkan gaji Rp 36 juta per bulan.

Orang itu nampaknya tau bahwa UMR Indonesia masih berkisar di angka Rp 1 juta, maka dia jual 'produk'nya 16x. Mungkin orang itu juga tau bahwa gaji pokok PNS berbagai profesi golongan III sekitar Rp 2-3juta, nanti baru ditambah berbagai tunjangan yang bisa berbeda tiap daerah dan tiap oran, maka di jual 'barang dagangan' itu dengan gaji guru RP 39juta, insinyur 75 juta, dan sebagainya. Orang pencetus ide itu sepertinya menonton berita bahwa belum lama ini hakim kita minta naik gaji, maka dia labeli bahwa barang dagangannya ini bisa memberikan gaji hakim 85 juta rupiah per bulan.

Tapi, mungkin orang itu lupa menengok kurs pertukaran antara Rupiah - Dollar Amerika Serikat. Jadi, izinkan saya yang memberi tau: Rp 9234-Rp 9326 per Dollar AS (sumber bi.go.id). Jadi, berapa nilai UMR yang sangat wah RP 16 juta itu dalam dollar amerika? Simpel, sekitar : US$ 1732.72. Besar kah pendapatan ini per bulan? Mungkin ada yang menjawab cukup atau tidak itu tergantung orangnya. Tapi mari berbicara dengan data, menurut situs ini setelah saya pilih yang mendasar kira-kira seperti:

Jadi, besarkah UMR 16 juta rupiah itu? Tidak. Karena Biaya sebesar itu hanya cukup (bahkan kurang) untuk hidup pas-pasan dengan biaya hidup rata-rata ala Amerika Serikat per orang di berbagai negara bagian. Meski beberapa negara bagian memiliki living cost yang lebih rendah, tapi total kebutuhan hidup yang saya masukkan dalam daftar primer itu tidak berbeda terlalu jauh, sekitar US$ 1500 - 2000. Apakah bergabung dengan Amerika Serikat memberikan kesejahteraan buat rakyat Indonesia yang bergaji disekitar UMR? Tidak. Orang-orang mungkin melihat nilai Rp 16.000.000 adalah nominal uang yang besar, tapi itu karena menggunakan sudut pandang gaji Amerika - biaya hidup Indonesia. Logika sederhananya, ketika suatu wilayah masuk dalam kedaulatan suatu negara, maka secara alamiah dan ekonomi akan terjadi penyetaraan atau penyeimbangan harga dan biaya hidup. Orang yang mengusung gAMERIKA bahkan menggunakan Hawaii sebagai perbandingan. Padahal, biaya hidup di Hawaii termasuk paling tinggi diantara negara bagian Amerika Serikat (meski tidak semahal Washington DC). Oiya, jangan lupa! Pendapatan ini belum dipotong pajak penghasilan yang persentase pajak di Amerika lebih tinggi dari pajak di Indonesia. Jadi, kalau di Indonesia -yang katanya mau dirobohkan ini- orang-orang malas bayar pajak dan keberatan penghasilannya dipotong 10%, apakah membiarkan masyarakat dengan penghasilan RP 16.000.000 yang ternyata pas-pasan itu dipotong pendapatannya dengan potongan yang lebih besar adalah sebuah solusi? Tidak.

Hal lain yang belum (atau bahkan mungkin tidak?) dipikirkan oleh pencetus ide aneh itu adalah harga minyak bumi. Di negara yang membuat pencetus ide pusing dan putus asa ini, ribuan orang turun ke jalan bahkan sampai bentrok, kontak fisik, dan rusuh untuk menolak pencabutan subsidi BBM. Bahan bakar minyak untuk kendaraan yang saat ini menjadi favorit masyarakat Indonesia adalah premium yang dijual (dengan subsidi) dikisaran harga Rp 4500 per liter. Saat wilayah lebih 17.000 pulau ini dijadikan bagian dari AS, maka harga minyak bumi yang paling akan mendapat imbasnya. Meski AS memiliki sistem negara bagian yang bagi sebagian orang mungkin lebih 'otonom' daripada sistem negara kita saat ini, tapi percayalah bahwa harga minyak bumi tidak mungkin lagi disubsidi. Minyak bumi untuk kendaraan di AS saat ini dijual seharga US$3.8-3.9 per galon (sekitar Rp 9200-9500 per liter menurut situs ini). Jadi, kalau orang yang menggagas ide gabung dengan Amerika ini mengatakan ide itu tercetus karena prihatin melihat kondisi bangsa, bergabung dengan Amerika Serikat jelas bukan sebuah solusi, juga tidak bisa dibilang sebagai bentuk pertolongan orang yang prihatin melihat nasib bangsa. Terlepas dari pro dan kontra pencabutan atau pengurangan subsidi BBM itu sendiri, yang bisa kita bayangkan adalah.. semua harga kebutuhan akan naik. Masyarakat yang mendengar rencana 'kenaikan akibat pengurangan subsidi sebesar Rp 1500-2000' saja sudah mengamuk, merusak pagar dan gedung, mau jadi seperti apa kondisi keamanan kita akibat pendemo kalau jadi Rp 9.500 per liter? Kenaikan harga BBM itu berlaku untuk semua negara yang 'belum mandiri' dalam mengelola sumber daya energinya, percayalah bahwa warga AS pun tidak suka dengan kenaikan BBM dan itu membuat mereka galau.

Hal lain yang diungkapkan oleh pencetus ide adalah tunjangan bagi pengangguran. Ah, ya.. nampak sangat menggiurkan. Kita tak punya pekerjaan pun tak perlu merasa terlalu stress karena ada pemerintah yang begitu menyayangi rakyatnya dengan tunjangan bagi pengangguran. Tapi, apakah anda tahu berapa jumlah pengangguran di AS saat ini? Pada September 2011, tempo.co menulis bahwa rata-rata orag AS menunggu panggilan kerja atau menganggur selama lebih dari 40 minggu. Lebih dari 40% pekerjaan di AS termasuk pekerjaan dengan penghasilan rendah. 77% bisnis skala kecil di AS tidak berencana menambah karyawan. Apa artinya? artinya, tingkat pengangguran di AS pun tinggi. Adanya tunjangan itu bukanlah sebuah jaminan bahwa tidak akan ada kelaparan dan kesusahan. Pernyataan "pengangguran dapat tunjangan" terkesan memberitahu bahwa di AS, anda bisa menjadi pengangguran tanpa takut kelaparan. Kenyataannya? Jumlah tunawisma di AS terus meningkat. Pada tahun 2008, diberitakan oleh usatoday.com, ada sekitar dua juta penduduk AS yang mencari bantuan dana tempat tinggal. Sumber lain bahkan mengatakan bahwa 50 kota di AS saat ini menjadi 'kota tenda'. Tenda-tenda itu digunakan sebagai tempat tinggal bagi orang-orang yang tidak memiliki rumah, yang keadaannya sama seperti di Indonesia: beralaskan tikar atau bahkan beralaskan tanah. Kondisi tenda-tenda ini juga dikabarkan tidak higienis, tanpa toilet dan listrik, hanya aada satu tenda komunal yang memiliki tungku untuk menghangatkan diri ketika musim dingin datang. Dengan kondisi seperti itu, menjadi tunakarya ataupun tunawisma di AS dengan tunjangan dari pemerintah, jelas bukan sebuah kondisi yang lebih baik dari apa yang didapati orang Indonesia saat ini. Berita pada tempo.co pada tautan sebelumnya juga memberitakan bahwa pada tahun 2011, 48% warga AS hidup dalam kemiskinan. Bahkan, nationalhomeless.org memberitakan ada sekitar 16.2 juta anak yang kelaparan di AS pada tahun 2010.

Hal yang sangat sulit dicerna dari blog itu adalah, bagian ini:
Tapi kalau Indonesia menjadi negara bagian AS, maka nanti tidak ada lagi TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke Malaysia, yang ada sebaliknya, yaitu TKM (Tenaga Kerja Malaysia) bekerja menjadi pembantu di tanah Nusantara ini. Sebabnya, nanti pendapatan perkapita kita akan sebesar Hawaii (49.000 dolar AS), sedangkan Malaysia (14.500 dolar AS). 
Ada yang bisa menjelaskan, bagaimana caranya meningkatkan pendapatan seluruh orang yang saat ini menjadi warga negara Indonesia dengan bergabung ke AS? Pendapatan perkapita memang dianggap sebagai pendapatan per orang per tahun. Tapi, apa dengan pendapatan perkapita yang tinggi berarti seluruh orang Indonesia saat ini yang menurut si-empunya-ide bakal menjadi warga negara AS akan menjadi tinggi juga? Sangat perlu dipertanyakan. Kalau ternyata pernyataan ini benar dan dapat dibuktikan oleh pembaca, dengan senang hati saya persilakan memberikan tanggapan agar dapat menjadi pengetahuan bersama, karena saya bukan orang yang mendalami ilmu ekonomi.

Kalimat lain yang perlu dikritisi adalah:
Banyak orang yang mengajukan pertanyaan, “apakah gerakan gAMERIKA merobohkan NKRI itu sebuah tindak subversif?”
Tentu saja hal ini BUKAN subversif. Dasarnya bisa kita ambil dari falsafah demokrasi bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat[1]”, maka berarti semua yang berhubungan dengan kebijakan negara ditentukan oleh kehendak rakyat. Keputusan rakyat adalah hukum tertinggi, seperti pada jaman dahulu waktu era republik Yunani kuno, dimana keputusan rakyat diambil dengan cara REFERENDUM, yaitu meminta pendapat dari seluruh rakyat. Jadi demokrasi pada prinsipnya adalah referendum.
 ([1] Tercantum juga dalam UUD  1945 pasal 1 ayat 2.)
Bung, sungguh anda perlu membaca UUD 1945 dan Pancasila kembali. UUD 1945 adalah penjabaran dari pembukaan UUD, dan pembukaan UUD itu sendiri merupakan nafas dari Pancasila. Jadi, silakan lihat bahwa dalam sila ke-4 negara kita, berbunyi seperti ini "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Jadi, kedaulatan berada di tangan rakyat yang anda nyatakan memiliki penalaran yang berbeda dengan apa yang seharusnya, sesuai dengan Pancasila.

ada pernyataan lagi mengenai referrendum:
Untuk mengembalikan hak-hak rakyat Nusantara, maka gAMERIKA bercita-cita mengadakan referendum bagi penentuan bentuk negara dengan 2 opsi, yaitu: “tetap menjadi NKRI atau bergabung dengan AS”. Jadi bila ada yang menuduh gAMERIKA itu subversif, maka itu tuduhan yang tidak benar. Sebaliknya, bisa dipastikan bahwa si penuduh itu adalah musuh rakyat karena anti demokrasi dan anti referendum.
pesan saya, baca lagi mengenai sistem demokrasi pancasila banyak-banyak, pak. Pahami juga bagaimana sistem pengambilan keputusan di Indonesia, bahwa referrendum yang identik dengan voting langsung bukan cara pengambilan keputusan yang utama. Kalau anda menyatakan bahwa orang yang menuduh gAMERIKA subversif adalah musuh rakyat, bagaimana dengan anda yang dengan jelas mengkampanyekan kalimat ini: "Bertujuan merobohkan NKRI"  pada laman blog anda? Tidakkah para pendiri negara ini tidak merasa anda memusuhi perjuangan beliau-beliau?

Anda tau makna subversif, kan? ini definisi yang saya dapat mengenai subversif:
Subversif merujuk kepada salah satu upaya pemberontakan dalam merobohkan struktur kekuasaan termasuk negara
Jadi, apa namanya kalimat "Bertujuan merobohkan NKRI" kalau bukan subversif? Apa istilah yang tepat untuk mengatakan bahwa buku yang anda jual di blog itu pun tidak subversif? Ada yang bisa menjelaskan? Hem, ditunggu penjelasannya.

Ada yang janggal pada kalimat-kalimat ini:
Kegiatan yang dilakukan saat ini baru DEKLARASI gAMERIKA dan pawai damai di sekitar Cipanas tanggal 15 Januari 2012. Sewaktu pawai, pihak Polres Cianjur sangat kooperatif, mereka memberi kami 2 box minuman aqua. DAMAI ITU INDAH !!!

Sambutan masyarakat juga antusias, karena demo biasanya hanya memperjuangkan kepentingan segolongan orang, tapi gAMERIKA berjuang untuk seluruh rakyat Indonesia agar dapat UMR Rp. 16.000.000,-. Sampai ada seorang Kapten nyeletuk, "Kalau Briptu Polisi saja bisa dapat gaji Rp. 48.000.000,- sebulan, bagaimana dengan saya?"
Apakah anda jujur bahwa kalimat itu benar keluar dari beliau? Apakah pihak Polres Cianjur itu benar memahami apa yang anda 'pawai' kan? Apakah anda juga memberikan pengetahuan berapa nilai 48 juta rupiah itu di amerika dan apakah itu cukup untuk sebulan? Saya yakin tidak.

Saya meyakini, bahwa yang diperlukan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah jati diri, kita perlu memperbaiki sistem dengan mendidik manusia berakhlaq karimah, kita perlu contoh untuk diteladani dan diikuti, kita perlu pendidikan karakter untuk menjadikan manusia-manusia Indonesia menjadi generasi yang unggul: jujur, berintegritas, dan memiliki hati nurani yang hidup. Saya meyakini, bahwa yang salah bukanlah bentuk negaranya, tetapi sistem, hukum, dan penegakannya. Sadarilah, bahwa produk hukum saat ini di Indonesia, Amerika Serikat, atau negara lainnya adalah produk hukum yang didapat dari hasil pemikiran manusia yang tentunya memiliki kekurangan: tempat salah, tempat lupa, dan memiliki nafsu terhadap dunia. Hanya ada satu hukum yang benar secara mutlak tanpa terkecuali: hukum yang berasal dari Al-Khalik, Yang Maha Pencipta.

Jadi, kenapa bergabung dengan Amerika Serikat? Kalau memang seperti itu, yang menuntut murahnya harga BBM justru akan memilih bergabung dengan Venezuela yang meimiliki harga BBM termurah di dunia. Para pengusaha dan pekerja di bidang perminayak tentunya memilih bergabung dengan negara-negara Timur Tengah yang memiliki cadangan minyak lebih banyak dibanding Indonesia sehingga lebih mudah dalam eksplorasi dan eksploitasi. Orang-orang yang lelah bekerja 12 jam sehari dan 6 hari seminggu mungkin akan lebih memilih kerja di Belgia yang jumlah jam kerjanya jauh lebih sedikit dibanding negara lain karena penduduknya sudah tergolong 'makmur' secara harta dunia. Para pecinta sepakbola yang kecewa dengan kacaunya PSSI atau kurang bersinarnya prestasi sepakbola kita mungkin memilih berada di Brazil, Inggris, Itali, dan negara raksasa sepakbola lainnya. Hanya ada satu solusi, hidup nikmat tanpa beban hidup dan derita hanya ada di syurga. Jadi, kalau kita mau hidup enak, persiapkan lah amal baik dari sekarang dan mencari keridhoan-Nya agar kelak setelah mati dapat menempati syurga-Nya dalam kehidupan yang kekal.

pada profile penulis, orang yang mengaku sebagai penggagas ide gamerika ini menulis:
Jangan anggap gAMERIKA sebagai gerakan yang sok-sokan atau subversif. Gerakan ini murni untuk memperbaiki kehidupan rakyat. Kami sudah lelah dengan pergantian pimpinan NKRI yang tak membuat perubahan yang lebih baik.
pembaca tulisan ini yang budiman, saya meyakini bahwa pembaca sangat cerdas untuk dapat mengambil kesimpulan dengan menjawab pertanyaan berikut: Apakah menjadi negara bagian AS adalah sebuah solusi untuk kebaikan?

Tuesday, May 8, 2012

Sunday, May 6, 2012

:'(

0

Aku berlindung kepada Allah dari butanya mata hati atas jalan kebenaran, tulinya telinga dalam mendengar kebaikan, dan tajamnya lisan yang merendahkan...
___________
selftalk